Sabtu, 12 Maret 2016

Superblok di Daerah Makin Bersinar

Pembangunan properti jenis superblok bisa menjadi alternatif solusi mengatasi keterbatasan lahan. Di Indonesia, beberapa pengembang sudah melakukan ekspansi bisnis dengan membangun superblok dan terus berkembang hingga daerah – daerah di luar Pulau Jawa.


Pembangunan kawasan superblok di Jakarta dan Pulau Jawa, hingga saat ini belum ada yang sepenuhnya selesai. Namun para pengembang properti sudah mulai latah membangun kawasan terintegrasi tersebut di berbagai daerah diluar Pulau Jawa. Selain karena ada potensi pasar, alasan lainnya pasar properti di Pulau Jawa mulai sesak. Tinggal dikaawasan superblok memang menjadi pilihan utama masyarakat urban dewasa ini.

Penghuni superblok akan mendapatkan keunggulan dalam hal lingkungan tinggal yang lebih tinggi daripada area hunian sekitarnya dan fasilitas – fasilitas yang lebih lengkapdengan hanya berjalan kaki saja. Disamping Jakarta, tren potensi pengembangan kawasan tersebut akan dimulai dari kota – kota besar, seperti Surabaya, Medan, Batam, dan Palembang.

Sementara untuk kawasan timur Indonesia pertumbuhan kawasan Makasar dan Menado juga menjadi peluang bagi pengembang kawasan terpadu.Menurut Kepala Riset Jones Lang Lasalle, Anton Sitorus, selain karena menjawab kebitihan pasar, kemunculan superblok di daerah terjadi karena proyek superblok di Jakarta dan di Jawa sudah padat. “Investasi di Jakarta jadi terlihat kurang menguntungkan,” katanya. Akhirnya, lanjut dia, para pengembang mencari daerah yang dianggap punya potensi sebagai pusat Bisnis.

Misalnya, daerah dengan potensi sumber daya alam besar seperti Pekanbaru yang kaya akan minyak atau Pulau Bali yang memiliki potensi wisata yang besar. Beberapa daerah lainnya seperti Medan, Palembang, Balikpapan, Pontianak, Makasar, kini juga menjadi target para pengembang.
“ Mereka bis menjadi yang pertama di daerah tersebut, persaingannya jadi tidak ada,” ungkap Anton. Biasanya sebelum berinvestasi, tutur dia, pengembang akan melihat dua faktor, Pertama, faktor keuntungan dari proyek. Kedua,  Capital gain atau potensi keuntungan bila properti tersebut nantinya dijual kembali, juga harus tinggi.

“Patokannya, keuntungan harus lebih tinggi dari bunga Bank.” Ujar Anton. Di Medan, Sumatra Utara misalnya , Agung Podomoro City Deli Medan. APL siap mengincar pasar Medan yang tercatat sangat potensiaal. Sejatinya, ditengah ekonomi yang kurang bergairah sejak akhir 2013, daerah menjadi market yang begitu menjanjikan bagi para pelaku bisnis properti.

Medan salah satunya, persisnya ketika Bandara Kuala Namu sudah dioperasikan disana. Matius Yusuf, Direktur Marketing Podomoro City Deli Medan, mengungkapkan pihaknya memilih wilayah Medan karena daerah ini merupakan pintu gerbang masuk Sumatra. Pertumbuhan ekonomi di Medan pun di atas rata-rata. Itu sebabnya, medan menjadi kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya.
Sementara itu, di Makasar, Sulawesi Selatan, telah hadir St. Moritz Makasar, proyek world class mixed use development yang mengusung konsep All in One Placeyang dikembangkan oleh Pt. Lippo Karawaci Tbk di jalan Boulevard, Panakukang, Makasar. Bahkan baru – baru ini megaproyek ini meraih dua penghargaan sekaligus dalam ajang Top Property Award 2016 yang diselenggarakan oleh Frontier Counsulting Group dan Majalah Property – In.


St. Moritz Makasar mendapatkan penghargaan sebagai kawasan terbaik kategori superblok prestisius dan terkemuka yang dibangun di Makasar. Adapun penghargaan kedua merupakan apresiasi yang tinggi terhadap menara apartemen St. Moritz Makasar sebagai menara apartemen yang menyajikan fasilitas lengkap dan sesuai dengan kebutuhan gaya hidup modern dengan standart kualitas Internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar